TEACHING NARRATIVE-BASED WRITING
By:
Heriyanto Nurcahyo
SMA Negeri 1 Glenmore Banyuwangi
A narrative is a construct created in a suitable medium (speech, writing, images) that describes a sequence of real or unreal events. It derives from the Latin verb narrare, which means "to recount" and is related to the adjective gnarus, meaning "knowing" or "skilled".
The social function of narrative is to amuse, entertain and to deal with actual or vocarious experience in different ways. Narratives also deal with problematic events which lead to a crisis or turning point of some kind, which in turn finds a resolution.It is also focus on specific an usually individualized participants. It uses of material processes both behavioual and verbal.Relational and mental processes enriches the plot.
To begin producing a narrative text, teacher should providing students with some texts related to the topic.For instance, snow white, malin kundang, Cinderella, Tangkuban Perahu,etc.Let students read and notice for couple of minutes, then ask them to make their own narrative text.For instance: their terrible last vacation.
Firstly, ask students to make a text flow chart.It consist of (1) communicative purpose, (2) generic structure and (3) grammatical paterns.
This chart, of course, needs enrichment (questions and exercises), so that students really understand what does it for. Explain that orientation relates to a topic of an activity or event of the narrative.Orientation means set the scene and introduces the participants. Teacher can stimulate students’s writing text development by delivering such following questions: How was your last vacation?where did you spend your last vacation?
Secondly, develop the text element. It is sequence of events that leads to conflict-climax. Student will be able to understand what does text element for by explaining it through some examples and question. Here are some examples of questions that refer to sequence of events that leads to conflict-climax : What really happened to you? How did you feel?.Then enrich the text with sequence markers: first,second,third etc. Let’s the student use conjunction : but, unfortunately, after etc.Guide the students to State the conflict-climax clearly so that readers would get it atracted
Thirdly,develop the Resolution. Resolution is a text element that describe problem solving of the text or when the crises is resolved, for better or for worse. Teacher can rise solution of the conflict by delivering such questions: what did you do then?how did you feel then?what did happen to you then?
Finally, close the text by giving Coda. It is a kind of moral lesson adapted from the story.It is easy, isnot it?Managing young learners
Selengkapnya...
Senin, 26 Mei 2008
My Article Publised by Media Dinas Pendidikan Jawa Timur
Puisinya Latiefah Sari
SELURUH MALAMKU
Sebuah Puisi Oleh: Latifah Sari Susanti (Kelas XI IPA 1)
Malam membentangkan jubahnya
Sinar surya telah pergi keperaduannya
Sinaran sang bintang senang
Cantiknya wajah bulan riang
Malam pekat dalam kelam
Membawaku beranjak pelan
Dalam hening kuasa haru
Merebahkan qolbu yang luluh
Sajadah cinta menyita malamku
Terucap syahdu lantunan terindahku
Tetesan air penyejuk iman
Merelakan hati bertemu Sang pujaan
Selengkapnya...
2020\;Bangkitnya Islam
2020 kehancuran atau kebangkitan
Para pioner-pioner Al-Qaida telah mengidentifikasi beberapa masalah yang melanda umat Islam saat ini sehingga keadaan umat Islam kritis dan hampir tak berdaya, diantaranya yaitu:
Keadaan umat Islam sekarang tidak sesuai Al-Qur’an dan As-Sunnah. Kehidupannya sangat jauh dan bahkan bertentangan dengan syari’at Islam.
Pemerintahan negara- negara yang berpendudukan Islam tidak diatur dengan hukum Allah tapi dengan hukum kafir sekuler dan diatur oleh perpanjangan boneka kafir.
Kekayaan negara-negara Islam telah dirampas oleh musuh Islam dan para munafiqin.
Tidak (belum) ada yang berusaha menyelesaikan masalah umat.
Adanya rekayasa untuk membuat umat Islam lemah dan terbelakang dari segi pendidikan, teknologi, budaya, kekayaan, dan seluruh segi kehidupan.
Berbagai partai, ormas, dan jama’ah Islam yang ada telah gagal membuat perubahan.
Arogansi musuh bertambah parah dan ketamakan mereka semakin menjadi-jadi.
Setelah mereka (para pioner Al-Qaida) merumuskan masalah tersebut maka mereka menyimpulkan siapa yang menjadi dalang atau penyebab utama terjadinya kekacauan bahkan hingga menyebabkan kehancuran umat ini. Tidak lain adalah kaum Yahudi dan Nasrani Protestan Anglo Saxon (WASP-White Anglo Saxon Protestan). Hal ini mereka kaji dari penelusuran sejarah dan ayat-ayat Al-Qur’an.Untuk melawan hegemoni dari persekutuan antara Yahudi dan WASP dengan menggunakan kekuatan militer. Kekuatan ini menurut mereka harus memiliki lembaga sendiri.
Lalu dibentuklah organisasi baru dengan nama Al-Jabhah Al-Islamiyyah li Muharobati Al-Yahudi wal Amirikan (Front Perlawanan Islam Internasional Untuk Memerangi Yahudi dan Amerika).
Fokus pertama utama organisasi ini adalah mengumpulkan informasi tokoh-tokoh dan organisasi-organisasi yang sejalan dengan visi misi mereka.
Lalu mereka menjalin hubungan hingga membuat kamp-kamp pelatihan militer atau tadrib. Para pemuda dari berbagai penjuru dunia mulai berdatangan ke Afghanistan.
Tujuan tadrib waktu itu tidak hanya untuk menetap dan berjihad di Afghan tetapi setelah berlatih para mujahidin tersebut disebar ke penjuru dunia untuk menjalankan misi oganisasi tersebut.
Dari markas inilah muncul sebuah nama “Qoidatul Jihad Al-Mubarak“. Tujuan strategi Al-Qaida jelas yaitu mengembalikan Islam melalui penegakan Daulah Islam dan Khilafah Islamiyyah dengan Jihad.
Untuk itu para pemikir senior Al-Qaida mempelajai berbagai gerakan sejak dua abad silam. Mulai dari Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab di Nejd dan Hijaz, Sanusiyah di Libya, Mahdiyyah di Sudan hingga jihad Islam modern memerangi imperialis Barat. Tidak hanya itu harokah-harokah seperti Ikhwanul Muslimin, Hizbut Tahrir, Jama’ah Islamiyyah di India dan Pakistan, Jamaluddin Afghani beserta muridnya Muhammad Abduh pun mereka pelajari. Kajian ini tidak hanya secara teori saja tetapi langsung diaplikasikan lalu membandingkan kegagalan dan kesuksesannya, kurang dan lebihnya. Hal ini terkait dengan latar belakang Al-Qaida yang terdiri dari berbagai suku, kabilah, negara, harokah, dan jama’ah. Dan inilah yang memberikan kontribusi besar bagi Al-Qaida.Dari penelusuran berbagai gerakan yang telah ada Al-Qaida mencatat berbagai faktor kegagalan yang pernah terjadi.
Ada empat faktor penyebab kegagalan :
Masing-masing gerakan memiliki persepsi berbeda dalam mengidentifikasi masalah. Menyebabkan semua kemampuan yang dikerahkan tidak optimal untuk dapat mencapai tujuan.
Berbagai gerakan tidak memiliki perencanaan yang rinci dengan tujuan, sarana, dan metode yang jelas.
Berbagai gerakan belum berani maju memimpin umat menggantikan pemerintahan kafir (sekuler-imperialis-komunis-sosialis-DEMOCRACY).
Berbagai gerakan belum mampu mengoptimalkan sumber daya manusia dan alam yang ada.
Keempat faktor itu menghasilkan poin-poin gerakan seperti berikut :
Mujahiddin pembela negara, tempat-tempat suci, dan umat Islam adalah pemimpin yang sah secara syari.
Pemimpin-pemimpin negara yang ada (yang tidak mau berhukum dengan syari’at) adalah perampas kekuasaan yang bersekutu dengan pasukan kafir.
Dunia Islam saat ini telah bertentangan dengan syari’at Islam. Hal ini terjadi karena umumnya mereka besandar pada hukum buatan manusia dan bepaling dari syari’at Alloh dan juga meninggalkan jihad. Penyebab Allah menurunkan adzab.
Harus ada perencanaan yang rinci dan gamblang, tujuan, sarana, metode yang jelas serta tetap memperhatikan kondisi umat secara lokal maupun global.
Perubahan manusia yang beradab harus dimulai dari perubahan pemikiran dan keyakinan.
Dan jihad adalah jalan satu-satunya.
Jihad akan selalu tumbuh berkembang dan subur dengan gerakan yang berdasar kajian yang teratur.
Dari keseluruhan poin-poin tersebut maka Al-Qaida merencanakan strategi besar yang disusun secara bertahap dalam beberapa fase.
Dan inilah 7 fase menuju kemenangan dan kejayaan umat Islam dan penegakkan Daulah Islam hingga [insya Alloh] kekhilafahan [minimal sebagai pengusung Khilafah Islamiyyah atau Ashabu Raayati Suud-Pasukan Panji Hitam] :1.Fase Penyadaran : Fase ini dimulai awal 2000 dan berakhir tahun 2003. Tujuannya adalah memaksa Amerika dan sekutunya la’natullah ‘alaihim keluar dari kandangnya agar mudah untuk dijangkau alias dihancurkan.
2.Fase Membuka Mata : Fase ini diencanakan berlangsung pada tahun 2003 hingga 2006. Tujuannya adalah membuat umat sadar akan kondisinya dan menguak kedok kejahatan kaum kafirin yang dikawal oleh Amerika dan semua sekutunya.
3.Fase Kebangkitan dan Berdiri : Fase ini dilaksanakan sekitar tahun 2007-2010. Tujuannya untuk menambah personil yang sipa terjun ke bebagai medan di seluruh dunia.
4.Fase Pemulihan Keadaan : Fase ini betujuan untuk menjatuhkan kekuasaan rezim-rezim tiran yang mencengkeram negara-negara Islam dengan melakukan kontak kuat secara langsung. Fase ini direncakan sekitar tahun 2010-2013.
5.Fase Memproklamasikan Negara : Pada fase ini memfokuskan untuk mendirikan Daulah Islam dengan menggabungkan berbagai organisasi jihad dunia dan Al-Qoida yang direncakan pada tahun 2013-2016.
6.Fase Konfrontasi Total : Perang besar-besaran antara dua kubu. Kubu Mukminin dan Kubu Kafirin wa Bathilin. Perang anatar yang Haq dan yang Bathil. Perang dari sleuruh segi dan meluas ke seluruh penjuru negeri. Dengan perencanaan yang akan tejadi pada tahun 2016.
7.Fase Kemenangan Mutlaq [insya Alloh] : Dimulai dari Fase Konfrontasi Total yang diyakini oleh paa konseptor Al-Qoida akan berjalan singkat 3 atau 9 tahun. Yaitu dari tahun 2016 hingga 2019 atau 2025.
Semoga Allah melindungi dan merahmati para mujahidin dan para ulama muwahiddin yang terus menyuarakan jihad dan berupaya menegakkan khilafah Islam, membongkar kebathilan system syaithon dari komunis hingga demokrasi.
Sumber: buku Master Plan AlQaeda 2020 terbitan Jazeera tulisan Fahmi Suwaidi. (http://muslimdaily.net)
Selengkapnya...
Tugas Bhs Inggris Kategori Umum XI IPA1,2
Here the Assignment
Please, finds two articles relate to the use of biofuel or biodesel in our life. You can copyleft from overwhelmed sources through search engine. Dont forget to write your name down. And send them to heyanoe@yahoo.com. Have a nice day
Selengkapnya...
Minggu, 25 Mei 2008
My Article that publised by Jawa Pos
OPTIMALISASI ANGGARAN PENDIDIKAN 2008
OLEH:
Heriyanto Nurcahyo
Guru SMA Negeri 1 Glenmore
Perdebatan panjang seputar persoalan dunia pendidikan beberapa tahun terakhir hanya berkutat pada seputar rendahnya anggaran pendidikan itu sendiri. Persoalan utama yang kontribusinya sangat besar terhadap keterpurukan pendidikan nasional seakan terlupakan. Semisal, persoalan buruknya kinerja tenaga pendidik, kualifikasi pendidikan yang timpang, kecenderungan kearah kapitalisasi pendidikan, mulai pudarnya jiwa kompetitif di sekolah dan persoalan lain yang mengikutinya. Kondisi ini telah menjadikan persoalan minimnya anggaran sebagai komoditas perdebatan seputar persoalan pendidikan.
Dinamika pembangunan pendidikan di daerah juga menunjukan kondisi setali tiga uang. Jargon dan isu pembangunan pendidikan hanya sampai pada lip service semata dan belum terimplemantasikan secara jelas dalam perencanaan penganggarannya. Pasal 31 amandemen UU 45 dan UU SPN No.20/2003 Pasal 49 pun hanya sekedar rambu-rambu yang sering dilanggar.
Anehnya lagi, dinamika pembangunan pendidikan cenderung memarjinalisasikan anak-anak keluarga miskin. Akses pendidikan mereka tersumbat, justru oleh kendala non teknis. Semisal, melambungnya uang gedung, seragam, buku sekolah dan lainnya. Persoalan-persoalan inilah yang selanjutnya menjadi salah satu pelecut lahirnya kebijakan pendidikan gratis. Kebijakan yang diformulasikan untuk menyelematkan keberlangsungan pendidikan anak-anak miskin.
Tidak mudah menjawab pertanyaan ini, mengingat persoalan keterpurukan dunia pendidikan tidak hanya dipicu oleh rendahnya alokasi anggaran semata. Terdapat serangkaian factor terkait yang tidak bisa begitu saja dilepaskan dari keterpurukan ini. Baik kendala interen dunia pendidikan sendiri maupun factor ekternal lainnya semisal: keajegan kehidupan ekonomi, politik dan stabilitas daerah. Namun, topangan anggaran yang sangat signifikan ini akan banyak membantu proses restorasi keterpurukan pembangunan pendidikan.
Persoalannya sekarang adalah lebih pada bagimana mengoptimalkan anggaran yang besar ini bagi peningkatan kualitas dan mutu pendidikan di Indonesia. Baik kualitas spendidikan mikro terlebih lagi yang makro. Dan yang tidak boleh terlupakan adlaha terbukanya akses yang luas bagi tersedianya layanan untuk semua (education for all).
Dalam kaitan tersebut, penulis melihat paling tidak terdapat tiga sector diluar pembangunan fisik yang bisa dijadikan bahan diskusi lebih lanjut untuk mengoptimalkan anggaran pendidikan lima tahun kedepannya.Pertama, Optimalisasi akses pendidikan melalui instrument pendidikan gratis. Meski perdebatan tentang istilah gratis belum usai, namun esensinya aalah adanya upaya nyata menarik kembali ribuan anak putus sekolah ke sekolah kembali.
Kedua, optimalisasi peningkatan kualitas anak didik. Hal ini bisa dilakukan dengan misalnya pembangunan kultur sekolah yang solid dan susanan kompetitif yang tinggi. Disinilah peran pemerintah sangat menentukan dalam menjembatani kepentingan sekolah untuk menumbuhkan dan membangun iklim budaya positif di sekolahnya. Dengan terbangunnya budaya sekolah yang produktif, fenomena manusia pembelajar akan menemukan ruang kondusifnya untuk membangun kreatifitas dan keingintahuannya dalam menelorkan inovasi-inovasi kehidupan yang lebih bermakna.
Ketiga, Up Grading pengetahuan dan ketrampilan guru. Karena guru memainkan peran yang sangat penting dalam keberhasilan sekolah, masa depan pengetahuannya juga harus dijamin tetap berkembang. Menurut Prof Dr Yohanes Surya – Pembinan Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI) – bahwa kualitas anak didik sangat ditentukan oleh kemampuan guru membimbing dan memfasilitasi keingintahuannya yang luar biasa. Kalau gurunya berkualitas, anak didiknya pun akan sama berkualitasnya. Hal ini dibuktikan sendiri oleh Yohanes Surya terhdap anak didiknya di Tim TOFI yang menjadi juara di beberapa event internasional.
Disamping hal ketiga tersebut, pemerintah juga harus memformulasikan bentuk rewards atas prestasi pelajar dan gurunya. Selama ini bakat dan prestasi anak didik jarang mendapatkan pembinaan yang memadai hingga keluarbiasannya lenyap bersama dengan lenyapnya perhatian pemerintah. Hal yang sama juga banyak terjadi pada guru-gru yang berprestasi.
Mengakiri tulisan ini, saya ingin kembali mengajak semua saja yang peduli pada pendidikan untuk kembali menempatkan pendidikan sebagai investasi masa depan bangsa. Dewasa ini fungsi sekolah tidak hanya sebagai wahana transfer pengetahuan dan budaya, lebih dari itu sebagai pusat lahirnya anak-anak harapan bangsa (center of exelence).
Selengkapnya...
Sabtu, 24 Mei 2008
Kamis, 22 Mei 2008
Weleh-weleh Ini Dia Kurikulum Kita
Tentang KURIKULUM Indonesia
Maret 24, 2008 — dedidwitagama
Deskripsi singkat tentang kurikulum apa saja yang pernah dikembangkan dalam program pendidikan di negeri tercinta Indonesia. Salah satu konsep terpenting untuk maju adalah "melakukan perubahan", tentu yang kita harapkan adalah perubahan untuk menuju keperbaikan dan sebuah perubahan selalu di sertai dengan konsekuensi-konsekuensi yang sudah selayaknya di pertimbangkan agar tumbuh kebijakan bijaksana. Ini adalah perkembangan Kurikulum Pendidikan Kita:
RENCANA PELAJARAN 1947Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah leer plan. Dalam bahasa Belanda, artinya rencana pelajaran, lebih popular ketimbang curriculum (bahasa Inggris). Perubahan kisi-kisi pendidikan lebih bersifat politis: dari orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan nasional. Asas pendidikan ditetapkan Pancasila.Rencana Pelajaran 1947 baru dilaksanakan sekolah-sekolah pada 1950. Sejumlah kalangan menyebut sejarah perkembangan kurikulum diawali dari Kurikulum 1950. Bentuknya memuat dua hal pokok: daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya, plus garis-garis besar pengajaran. Rencana Pelajaran 1947 mengurangi pendidikan pikiran. Yang diutamakan pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat, materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani.
RENCANA PELAJARAN TERURAI 1952Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang disebut Rencana Pelajaran Terurai 1952. "Silabus mata pelajarannya jelas sekali. seorang guru mengajar satu mata pelajaran," kata Djauzak Ahmad, Direktur Pendidikan Dasar Depdiknas periode 1991-1995. Ketika itu, di usia 16 tahun Djauzak adalah guru SD Tambelan dan Tanjung Pinang, Riau.
Di penghujung era Presiden Soekarno, muncul Rencana Pendidikan 1964 atau Kurikulum 1964. Fokusnya pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral (Pancawardhana). Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi: moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan (keterampilan), dan jasmaniah. Pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis.
KURIKULUM 1968Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis: mengganti Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Tujuannya pada pembentukan manusia Pancasila sejati. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah pelajarannya 9.
Djauzak menyebut Kurikulum 1968 sebagai kurikulum bulat. "Hanya memuat mata pelajaran pokok-pokok saja," katanya. Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tak mengaitkan dengan permasalahan faktual di lapangan. Titik beratnya pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang pendidikan.
KURIKULUM 1975 Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan efektif. "Yang melatarbelakangi adalah pengaruh konsep di bidang manejemen, yaitu MBO (management by objective) yang terkenal saat itu," kata Drs. Mudjito, Ak, MSi, Direktur Pembinaan TK dan SD Depdiknas.
Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Zaman ini dikenal istilah "satuan pelajaran", yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci lagi: petunjuk umum, tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi. Kurikulum 1975 banyak dikritik. Guru dibikin sibuk menulis rincian apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran.
KURIKULUM 1984
Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut "Kurikulum 1975 yang disempurnakan". Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL).
Tokoh penting dibalik lahirnya Kurikulum 1984 adalah Profesor Dr. Conny R. Semiawan, Kepala Pusat Kurikulum Depdiknas periode 1980-1986 yang juga Rektor IKIP Jakarta — sekarang Universitas Negeri Jakarta — periode 1984-1992. Konsep CBSA yang elok secara teoritis dan bagus hasilnya di sekolah-sekolah yang diujicobakan, mengalami banyak deviasi dan reduksi saat diterapkan secara nasional. Sayangnya, banyak sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA. Yang terlihat adalah suasana gaduh di ruang kelas lantaran siswa berdiskusi, di sana-sini ada tempelan gambar, dan yang menyolok guru tak lagi mengajar model berceramah. Penolakan CBSA bermunculan.
KURIKULUM 1994 dan SUPLEMEN KURIKULUM 1999
Kurikulum 1994 bergulir lebih pada upaya memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya. "Jiwanya ingin mengkombinasikan antara Kurikulum 1975 dan Kurikulum 1984, antara pendekatan proses," kata Mudjito menjelaskan.
Sayang, perpaduan tujuan dan proses belum berhasil. Kritik bertebaran, lantaran beban belajar siswa dinilai terlalu berat. Dari muatan nasional hingga lokal. Materi muatan lokal disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing, misalnya bahasa daerah kesenian, keterampilan daerah, dan lain-lain. Berbagai kepentingan kelompok-kelompok masyarakat juga mendesakkan agar isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum. Walhasil, Kurikulum 1994 menjelma menjadi kurikulum super padat. Kejatuhan rezim Soeharto pada 1998, diikuti kehadiran Suplemen Kurikulum 1999. Tapi perubahannya lebih pada menambal sejumlah materi.
KURIKULUM 2004Bahasa kerennya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Setiap pelajaran diurai berdasar kompetensi apakah yang mesti dicapai siswa. Sayangnya, kerancuan muncul bila dikaitkan dengan alat ukur kompetensi siswa, yakni ujian. Ujian akhir sekolah maupun nasional masih berupa soal pilihan ganda. Bila target kompetensi yang ingin dicapai, evaluasinya tentu lebih banyak pada praktik atau soal uraian yang mampu mengukur seberapa besar pemahaman dan kompetensi siswa.
Meski baru diujicobakan, toh di sejumlah sekolah kota-kota di Pulau Jawa, dan kota besar di luar Pulau Jawa telah menerapkan KBK. Hasilnya tak memuaskan. Guru-guru pun tak paham betul apa sebenarnya kompetensi yang diinginkan pembuat kurikulum. (sumber: depdiknas.go.id)
KTSP 2006Awal 2006 ujicoba KBK dihentikan. Muncullah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Pelajaran KTSP masih tersendat. Tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak perbedaan dengan Kurikulum 2004. Perbedaan yang paling menonjol adalah guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada. Hal ini disebabkan karangka dasar (KD), standar kompetensi lulusan (SKL), standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Jadi pengambangan perangkat pembelajaran, seperti silabus dan sistem penilaian merupakan kewenangan satuan pendidikan (sekolah) dibawah koordinasi dan supervisi pemerintah Kabupaten/Kota. (TIAR)
Source: http://kesadaransejarah.blogspot.com/2007/11/kurikulum-pendidikan-kita.html
Selengkapnya...
Rahasia Pola Pikir Orang Kaya
Rahasia Pola Pikir Orang Kaya
May 13, 2008 by Bustamam Ismail
Apa jadinya dunia ini apabila uang yang ada dibagikan secara merata ke semua orang? Dan ternyata jawabannya cukup menyedihkan. Dalam waktu 5 tahun, komposisi uang akan kembali seperti semula.
Orang-orang yang dulunya kaya akan kembali menguasai sebagian besar uang yang ada.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Jawabannya ada pada pola pikir orang mengenai uang yang dimilikinya. Kebanyakan orang, yang pada akhirnya akan kembali miskin, akan berpikir "Enaknya uang ini
digunakan untuk membeli apa ya?". Kemudian uangnya dihabiskan untuk membeli barang-barang, berlibur ataupun bersenang-senang. Singkat kata, konsumtif. Setelah seluruh uang dibelanjakan, mereka kembali menjadi miskin.
Hal yang berbeda terjadi pada orang kaya. Orang kaya akan berpikir bagaimana caranya untuk memanfaatkan uangnya agar dapat mendatang-kan uang lebih banyak lagi. Mereka akan menggunakan uangnya untuk
membuka usaha, ataupun berinvestasi. Akhirnya mereka akan mengumpul-kan uang jauh lebih banyak dari orang biasa.
Kebanyakan orang tidak bisa menerima kenyataan ini. Orang-orang yang miskin lebih cenderung untuk menyalahkan lingkungan, orang lain ataupun nasib. Ini adalah tindakan yang tidak tepat. Tindakan menyalahkan tidak akan merubah orang miskin menjadi kaya.
Akan jauh lebih baik bila kita semua bersedia mengevaluasi keadaan secara objektif. Kita bisa mengamati orang-orang kaya di sekitar kita, kita bisa pelajari pola pikirnya yang positif, dan kita bisa menerapkannya dalam kehidupan kita. Kekayaan akan datang dengan sendirinya
Selengkapnya...
TUgas BHS Inggris XI IPA1,2
Tugas Bahasa Inggris Kelas XI IPA1,2 Ada Di Sini
Alhamdulillah….kita dapat tugas bahasa inggris.Anak-anak, setelah membuka blog saya ini anda akan menemukan keasyikan baru dalam menjelajah dunia virtual. Dunia tanpa batas yang akan membawa anda menyusuri detik per detik putaran jam, sudut demi sudut dunia luar serta keanekaragaman budaya,ras dan pengetahuan nun jauh di ujung sana. Tugas anda berikut adalah manifestasi dari sifat borderless world tersebut. Jelajahlah seantero dunia untuk berbagi cerita berbentuk narrative.Carilah sebanyak-banyaknya cerita berbentuk narrative dari seluruh negeri.eiat, sebelum mencari, ada aturan yang harus anda patuhi. Aturannya adalah bagi anda yang bernomer induk ganjil (digit terakhir) maka anda cari cerita berbentuk narrative dari dataran Eropa, Amerika dan Latin. Sedang untuk yang genap silakan menjelajah benua Asia, Afrika dan Australia. Temukan paling tidak 5 contoh cerita yang berbeda. Kemudian kirim tugas anda ke alamat berikut: heyanoe@yahoo.com. Jangan lupa cantumkan nama dan alamat e-mail anda (kalau udah punya yaaa) di bagian bawah tugas anda. Selamat menikmati keindahan tugas ini. Good luck………..carve diem
Selengkapnya...
Welcome
Eureka! I welcome you to my blog. My blog is designed to mediate English learning process for Glenmore public high school students.Students can post and discuss related topics through this blog. Enjoy my blog and feel the differences.
Teman-teman selamat datang di web blog saya. Web blog ini didesain dan digunakan sebagai media pembelajaran berbasis informasi teknologi yang ingin dikembangkan di sekolah saya.Blog ini juga sebagai media tugas dan pengayaan pembelajaran bahasa inggris bagi murid-murid tercinta saya di SMA Negeri 1 Glenmore.Selamat menjelajah dunia luas tanpa batas.
Selengkapnya...